cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Dasar
ISSN : 20859872     EISSN : 24431273     DOI : 10.21831
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2023): April 2023" : 6 Documents clear
SPECIES DISTRIBUTION OF DEER FEEDS (Muntiacus muntjak Zimmermann, 1780) AND ITS COMMUNITY COMPOSITION IN SERMO WILDLIFE RESERVE AREA, SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA Desti Rahmadian; Suhandoyo Suhandoyo; Sandy Nurvianto
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.59156

Abstract

Muntiacus muntjak is a native Southeast Asian mammal, widely distributed in Sumatra, Bangka Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Nusa Tenggara, and Kalimantan. Its existence is increasingly threatened by deforestation and habitat degradation. Habitat integrity and the sustainability of forest plant species as a source of feed for deer in the Sermo Wildlife Reserve area need to be maintained, in order to ensure the survival of these animals in their natural habitat. This research’s aims to determine the type of Muntiacus Muntjak feed, describe the distribution pattern of Muntiacus muntjak feed plant species and identify the composition of lower plants in Sermo Wildlife Reserve Area.The method wich used to quantify the structure and composition of vegetation types is systematic random sampling used 46 plots with measuring 1 m x 1 m and 2 m x 2 m for grass and lower plants datas as the material to epidermal analysis and the calculation of the total dry weight. Faecal analysis was conducted at the Wildlife Laboratory, Faculty of Forestry UGM. The distribution of deer feed plant species that have been identified will be processed using ArcView GIS 10.8 based on the coordinates where the feeds species found in Sermo Wildlife Reserve.The results showed that there were 19 species of lower plants identified as deer feed with uniform and clustered species distribution patterns. The community composition of lower plant species in Sermo Wildlife Reserve consists of 93 species from 49 different families.
Keanekaragaman Cacing Tanah Pada Lahan Sawah Tercemar Residu Pestisida Nur Rizki Putri Ramadhanti; Tien Aminatun; Anna Rakhmawati; Bernadetta Octavia; Suhartini Suhartini
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.58953

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi fisikokimia dan keanekaragaman cacing tanah pada lahan sawah tercemar residu pestisida di Wonokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi yang mendeskripsikan keanekaragaman cacing tanah di lahan tercemar residu pestisida terutama golongan organofosfat. Lahan penelitian meliputi lahan A dengan umur penggunaan pestisida organofosfat lebih dari 1 tahun dan lahan B berumur kurang dari 1 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik handsorting pada petak 25x25x25cm. Sampel diidentifikasi di Laboratorium Lingkungan FMIPA UNY. Analisis data secara deskriptif berdasarkan hasil indeks keanekaragaman Shannon–Wienner. Hasil uji kandungan pestisida golongan organofosfat lahan A dan lahan B adalah tidak terdeteksi. Namun berdasarkan paparan petani, lahan A dan lahan B menggunakan pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif profenofos selama lebih dari 1 tahun. Untuk itu, ke dua lahan diperkirakan tercemar pestisida golongan organofosfat. Hasil uji fisikokimia tanah lahan A bertekstur geluh pasiran dengan kandungan bahan organik dan C organik lebih rendah serta pH, KTK, N total, P tersedia, dan K tersedia lebih tinggi dibanding lahan B bertekstur pasir geluhan. Tingkat keanekaragaman cacing tanah adalah rendah pada ke dua lahan dengan indeks keanekaragaman tertinggi 0,617 pada lahan B berumur kurang dari 1 tahun penggunaan pestisida golongan organofosfat.Kata kunci: keanekaragaman, cacing tanah, cemaran, residu pestisida.This research aims to discover physicochemical conditions of soil and diversity of earthworms in fields contaminated pesticide residues in Wonokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. This research is observational research describes earthworms’ diversity in fields contaminated pesticide residues, especially organophosphate. Research area includes field A, with exposure to organophosphate pesticides for more than 1 year, and field B less than 1 year. The handsorting was employed as a sampling technique in plots of 25x25x25cm. Samples were identified at Environmental Laboratory FMIPA UNY. Data analysis was conducted descriptively based on results Shannon–Wienner diversity index. The test results show pesticide organophosphate content in two fields was undetected. However, based on the explanation from farmers in field A and B, used organophosphate pesticides with active ingredient profenophos more than 1 year. It is estimated, both fields will remain contaminated organophosphate pesticides. The soil physicochemical tests indicate field A, a sandy loam texture, had lower organic matter content and organic C with higher pH, CEC, total N, available P, and available K compared to field B with a loamy sand texture. Diversity level of earthworms is low in both fields with highest index being 0,617 in field B, less than 1 year using organophosphate pesticides.Keywords: diversity, earthworms, contamination, pesticide residue.
ANALISIS SEISMISITAS DI YOGYAKARTA BERDASARKAN HASIL RELOKASI HIPOSENTER MENGGUNAKAN METODE DOUBLE-DIFFERENCE Rahmawati Fitrianingtyas; Muhammad Firdaus Al Hakim; Adhi Wibowo; Khafidh Nur Aziz
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.60118

Abstract

Aktivitas subduksi di selatan Jawa mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar di daerah Yogyakarta. Salah satu sesar aktif yang ada di daerah ini adalah Sesar Opak dengan orientasi Timur Laut - Barat Daya. Aktivitas Sesak Opak diyakini sebagai sumber yang menyebabkan Gempa Yogyakarta 2006, meskipun hingga saat ini masih terjadi perdebatan diantara para peneliti terkait hal tersebut. Penelitian ini mempejari kondisi seismotektonik di Yogyakarta berdasarkan hasil relokasi gempa menggunakan metode double-difference. Data yang digunakan adalah data katalog dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) periode April 2009 sampai April 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relokasi hiposenter menggunakan metode double-difference berhasil memperbaiki lokasi hiposenter dari data katalog BMKG yang masih dominan pada kedalaman fix depth serta menghasilkan distribusi episenter yang lebih terfokus. Hasil relokasi menunjukkan adanya kluster gempa di daerah Yogyakarta yang berlokasi 15-20 km di sisi timur Sesar Opak dan memanjang 45 km dengan orientasi N42.4oE yang mengindikasikan adanya sesar aktif lain di sisi timur Sesar Opak.
Analisis Kualitas Air Minum di Daerah Lingsar Kabupaten Lombok Barat yang Sesuai dengan Baku Mutu Air Minum Menggunakan Parameter Fisika dan Kimia Fidia Wati; Lalu Ahmad Didik Meiliyadi; Bahtiar Bahtiar
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.54107

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum di daerah Lingsar Kabupaten Lombok Barat yang sesuai dengan baku mutu air minum yang dilakukan dengan uji parameter fisika dan kimia. Penelitian ini dilakukan karena mengingat bahwa air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup terutama manusia yaitu untuk minum, memasak, mandi, mencuci dll, oleh karena itu penting untuk kita mengetahui kualitas air yang kita pakai setiap hari terutama air yang sering dikonsumsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menganalisis parameter fisika (suhu, ph, konduktivitas dan TDS) dan parameter kimia kandungan logam berat seperti (Mn, Fe dan Cu). Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa uji parameter fisika untuk rata-rata suhu maksimum yaitu 26,7   pada mata air pancor bawaq dan untuk nilai minimum sebesar 24,9 , pada mata air sarasute, untuk rata-rata pH maksimum sebesar 6,75 pada mata air sarasute dan pH minimum 6,59 pada mata air pancor bawaq, untuk rata-rata TDS maksimum sebesar 288 mg/L pada mata air pancor siwaq dan TDS minimum sebesar 76,67 mg/L pada mata air sarasute, dan untuk rata-rata maksimum konduktivitas sebesar 204  S/cm pada mata air pancor bawaq dan konduktivitas minimum sebesar 153,76  S/cm pada mata air sarasute. Sedangkan Hasil uji parameter kimia logam berat yaitu untuk  mangan (Mn) pada mata air sarasute tidak terdeteksi, pada mata air pancor bawaq nilai Mn sebesar 0,0054 ppm dan nilai Mn pada mata air pancor siwaq sebesar 0,0060 ppm, untuk kandungan besi dan Tembaga (Cu) pada ketiga mata air tersebut tidak terdeteksi. Oleh karena itu kualitas air minum didaerah lingsar masih aman untuk dikonsumsi baik jika dilihat berdasarkan parameter fisika dan kimiamya karena tidak melebihi batas ambang atau masih berada pada batas ambang yang sudah ditentukan oleh PERMENKES RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.  
UJI STABILITAS FORMULASI MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) Eni Kartika Sari; Ici Ariska; Mega Karina Putri
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.58337

Abstract

AbstrakEkstrak daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid, pseudokarpain, glikosida, karposid dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Daun pepaya dapat diaplikasikan dalam bentuk masker gel peel off. Pembuatan sediaan masker gel peel off menggunakan basis yaitu HPMC dan PVA. Pengujian stabilitas fisik gel dilakukan untuk menjamin kualitas, keamanan dan stabil pada penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan masker gel peel off ektrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) dengan variasi konsentrasi HPMC dan PVA.Tahapan pada penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak daun pepaya dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, pembuatan sediaan masker gel peel off ekstrak daun pepaya dengan variasi konsentrasi HPMC dan PVA (3%: 9%), (4%: 8%), dan (5%: 7%) serta uji stabilitas fisik sediaan yang meliputi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan waktu kering menggunakan metode cycling test pada suhu 4oC dan 40oC sebanyak 6 siklus. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan uji One Way Anova dan uji T.Hasil penelitian uji stabilitas sediaan masker gel peel off ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) menunjukkan bahwa konsentrasi HPMC dan PVA (4%: 8%) mempunyai stabilitas fisik paling baik yaitu memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, waktu mengering. Kombinasi HPMC dan PVA dapat berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan (daya sebar dan waktu kering).Kata kunci: Ekstrak daun pepaya, gel peel off, HPMC dan PVA, uji stabilitas
Behavioral Analysis of the Weaver Ants (Oecophylla smaragdina) on Bougenville Trees in Temon Kulonprogo Elsa Aprilia Ningrum; Hayyuning Lathi; Tantri Ayu Ratnasari; Yunita Fera Rahmawati
Jurnal Sains Dasar Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v12i1.51369

Abstract

The behavioral analysis of weaver ants (Oecophylla smaragdina) was carried out by observing the behavior of weaver ants found on the Bougenville tree located at the researcher's house in the Temon area, Kulonprogo. Observations were made using the Ad Libitum, Scan Sampling, and Behavioral Sampling methods on the behavior of weaver ants (Oecophylla smaragdina) with each method being repeated three times. The purpose of this study was to determine the specific behavior of weaver ants (Oecophylla smaragdina) for 24 hours. The results showed that there were differences in the activity of weaver ants in the morning, afternoon, and evening. In the morning the weaver ants have not done much activity, so the observations show that 44% of weaver ants' activity is inactive. Other activities observed in the morning were walking (28%), communication (20%), and colonizing (8%). During the day observed transport (20.7%), walking into the nest (19%), grooming (17.2%), silence (16.4%), communication (11.2%), walking out of the nest ( 8.6%), colonies (5.2%), and nests (1.7%). In the afternoon the activity of weaver ants was observed to be less than during the day. The most observed activities were silence (36.4%), walking into the nest (24.5%), communication (14.5%), colonizing (11.8%), grooming (9.1%), and entering nest 3.6%. Silent activity is the most observed activity in this observation, resting activity is an important activity carried out by individuals after eating activities.

Page 1 of 1 | Total Record : 6